“Tujuan dari argumen atau diskusi seharusnya bukan kemenangan, melainkan kemajuan” — Joseph Joubert (1754-1824)
Focus Group Discussion (FGD) atau Diskusi Kelompok Terarah/Terfokus adalah percakapan terstruktur dan terarah di antara sekelompok orang tertentu. Tujuan FGD adalah untuk membahas pengalaman, pendapat, dan ide tentang isu tertentu. Sangatlah membantu untuk menyelenggarakan serangkaian FGD dengan berbagai kelompok guna memahami secara terperinci pengalaman, pendapat, dan ide apa saja yang menjadi ciri khas kelompok yang berbeda. Melaksanakan diskusi kelompok terfokus dapat memberikan wawasan berharga tentang kebutuhan, tantangan, dan solusi potensial masyarakat.
Seperti halnya yang dilakukan oleh Tim Penelitian NIHR Global Health Research Centre for Non Communicable Diseases and Environmental Change (NIHR-GHRC NCDs & EC) Theme 3: People Empowerment and Community, atau yang akrab dikenal sebagai Tim CEI (Community Engagement and Involvement).
Pada Kamis (24/10), Tim CEI menyelenggarakan FGD Pengembangan Pengelolaan Sampah dan Peningkatan Kesehatan Masyarakat di Pendopo Kecamatan Pagak yang beralamatkan di Jalan Abdul Rozak No. 1 Dusun Krajan RT 11 RW 03 Desa Pagak, Kecamatan Pagak, Kabupaten Malang.
Dalam kepanitiaannya, Tim CEI dibantu oleh fasilitator NIHR, 3 orang kader peserta photovoice paripurna dari Desa Tlogorejo, 3 orang kader peserta photovoice paripurna dari Desa Pagak, 1 orang kader peserta photovoice paripurna dari Desa Bakalan, dan 1 orang kader peserta photovoice paripurna dari Desa Krebet Senggrong.
Mereka bahu-membahu untuk menyukseskan gelaran FGD ini, mulai dari peninjauan ruanga pendopo, penataan yang dibantu staf Kantor Camat Pagak, pendistribusian undangan, penyedian konsumsi, among tamu, absensi, pemberian uang transport hingga notulensi. Mereka guyup rukun dan semangat!
Acara tersebut dihadiri oleh 3 desa yang menjadi enumeration area (EA) penelitian NIHR-GHRC NCDs & EC, yaitu Sumberejo, Tlogorejo, dan Pagak. Setiap desanya diundang sebanyak 11 orang yang terdiri dari Kepala Desa, LPMD, BPD, Ketua TP-PKK, tenaga kesehatan desa, kader kesehatan, tokoh agama (pria dan wanita), dan karang taruna.
Selain fasilitator NIHR, hadir pula tiga orang dari NIHR Universitas Brawijaya yang terdiri dari Serius Miliyani Dwi Putri, SKM, M.Ked.Trop; Sekar Aqila Salsabilla, S.IP, MAP; dan Mochamad Chazienul Ulum, S.Sos, MAP, dan juga aktivis Forum Kader Lingkungan Kecamatan Pagak Ahmad Yani dari Desa Gampingan.
Acara FGD ini dimulai pada pukul 09.40 WIB. Pembawa acara Sutarmi, salah seorang kader kesehatan dari Desa Tlogorejo, mengawali dengan ucapan selamat datang dan membacakan susunan acara terlebih dahulu.
Setelah itu dilanjutkan dengan doa yang dipimpin oleh Mohammad Halim, salah seorang tokoh agama yang berasal dari Desa Tlogorejo.
Usai doa, acara diisi dengan sambutan-sambutan. Sambutan pertama disampaikan oleh Camat Pagak Drs. Sugeng Hari Susanta, M.M. Dalam sambutannya yang diawali dengan 2 pantun tersebut, Camat Sugeng merasa senang karena ada 3 desanya yang menjadi lokasi penelitian ini, dengan harapan 3 desa tersebut kelak akan menjadi percontohan.
Sampah yang tidak dikelola dengan baik, kata Camat Sugeng, masalahnya akan menjadi lebih besar. Lebih-lebih dampaknya pada kesehatan masyarakat. Pengelolaan sampah yang baik akan bisa memberikan kontribusi yang baik. “Sampah yang kerap dianggap menjadi masalah, bila dikelola dengan baik pada akhirnya akan membawa keberkahan,”
Lebih lanjut, Camat Sugeng, mengatakan bahwa Camat akan memfasilitasi penelitian NIHR ini sesuai dengan kewenangan dan kemampuannya serta siap membantu mengkomunikasikannya kepada masyarakat.
Selesai sambutan dari Camat Pagak, acara diteruskan dengan sambutan dari Wakil Direktur 2 Percik Salatiga Damar Waskitojati, S.Kom, M.Si selaku Tim CEI dalam penelitian NIHR ini. Pada kesempatan ini, Damar menjelaskan perihal FGD ini yang bertujuan untuk melakukan identifikasi permasalahan dalam pengelolaan sampah dan kesehatan masyarakat yang ada di Kecamatan Pagak, dimulai dari tingkat desa kemudian berkumpul semua dalam FGD di Kecamatan Pagak.
Dalam kesempatan ini, Damar pun juga mengucapkan banyak terima kasih atas animonya dan support dari Pak Camat yang sangat membantu dalam penyelenggaraan FGD Pengembangan Pengelolaan Sampah dan Peningkatan Kesehatan Masyarakat di Pendopo Kantor Camat Pagak ini.
Pukul 10.13 WIB, acara diisi dengan pembacaan storytelling terpilih dari Desa Tlogorejo dan Desa Pagak. Storytelling pertama disampaikan oleh kader kesehatan Desa Tlogorejo Sri Widyowati dengan judul “Terciduk Buang Sampah Sembarangan”, dan storytelling kedua dipresentasikan oleh kader kesehatan Desa Pagak Purwiantiwi dengan judul “Guru, Gerbang pengetahuan.”
Selesai disampaikan dihadapan peserta FGD di Pendopo Kantor Camat Pagak, presentasinya direview oleh Damar Waskitojati, terutama terkait ide-ide yang ditampilkan dalam photovoice dan terus dibuat storytelling.
Usai review, Damar mempersilakan kepada peserta lain yang akan memberikan cerita-cerita lain mengenai pengelolaan sampah di desanya masing-masing. Pada kesempatan ini, muncul tiga orang yang bersedia berbagi cerita, yakni Lukman Hadi (pegiat sampah dari Desa Tlogorejo), Mu’asan (Kepala Desa Pagak), dan Farida (tokoh agama wanita dari Desa Sumberejo).
Setelah Damar melakukan review atas cerita-cerita dari ketiga orang dari ketiga desa tersebut, acara dilanjutkan dengan pemaparan materi dari praktisi pengelolaan sampah Dr. Ir. Koderi, M.Ling., IPU, dengan judul “Best Practice Pengelolaan Sampah Organik-Anorganik Berbasis Masyarakat.”
Pada kesempatan itu, Koderi mengawali dengan pertanyaan mengapa persoalan sampah itu terjadi? Menurut Koderi, hal ini karena minimnya info/komunikasi; minimnya interaksi; dan minimnya kepedulian dari berbagai pihak.
Dari pertanyaan itu, kemudian Koderi memberikan gambaran sejumlah kasus dari persoalan sampah yang timbul karena tidak dikelola dengan baik, dan juga bagaimana mengelola sampah yang baik yang bisa dijumpai juga di Kabupaten Malang ini.
Usai presentasi materi dari Koderi, muncul sejumlah pertanyaan-pertanyaan, seperti datang dari Kades Pagak dan juga masukan dari aktivis Forum Kader Lingkungan Kecamatan Pagak yang juga pendiri Akademi Kelola Sampah Indonesia (AKSI).
Kemudian setelah itu, acara disambung dengan FGD Desa. Untuk Desa Tlogorejo dipandu oleh Lidya Mas’udah (kader kesehatan Desa Krebet Senggrong yang telah menyelenggarakan hal serupa di tingkat Kecamatan Bululawang).
Fasilitator NIHR memandu jalannya FGD Desa Sumberejo, dan untuk Desa Pagak dipandu oleh Sandi Cahyadi (kader Desa Bakalan yang telah menyelenggarakan FGD serupa di Kecamatan Bululawang).
Hasil FGD Desa tersebut kemudian dipresentasikan dihadapan peserta FGD Kecamatan Pagak. Presentasi pertama disajikan oleh perwakilan dari Desa Tlogorejo Mohammad Halim yang tadi memimpin doa diawal acara ini.
Presentasi kedua dari Desa Sumberejo yang disampaikan oleh Farida, salah seorang tokoh agama Desa Sumberejo yang hadir menjadi peserta FGD Kecamatan Pagak ini. Kemudian presentasi ketiga atau yang terakhir disampaikan oleh perawat Desa Pagak Sri Hidayati, S.Kep.Ners.
Dalam presentasi yang mewakili ketiga desa tersebut yang bermula dari pertanyaan diskusi mengenai alternatif solusi apa yang dirasa baik (sesuai dengan kondisi dan karakteristik desa masing-masing) untuk mengatasi tantangan-tantangan pengelolaan sampah dan peningkatan kesehatan masyarakat di desa.
Presentasi-presentasi FGD Desa ini memperlihatkan semangat dalam membantu memberikan solusi yang bisa dilakukan oleh desa tersebut. Semangat ini seperti digambarkan oleh Joseph Joubert (1754-1824), seorang sastrawan Prancis yang menulis tentang topik-topik filosofis, moral, dan sastra, dalam ujarannya, “The aim of argument, or of discussion, should not be victory, but progress” (Tujuan dari argumen atau diskusi seharusnya bukan kemenangan, melainkan kemajuan).
Kutipan (quote) dari Joseph Joubert ini menunjukkan bahwa tujuan utama terlibat dalam argumen atau diskusi bukanlah untuk menang atau membuktikan diri benar, melainkan untuk menumbuhkan pemahaman, pembelajaran, dan kemajuan dalam pemikiran.
Kutipan tersebut menekankan nilai dialog dalam memfasilitasi pertumbuhan dan menemukan titik temu, daripada sekadar mencoba mengalahkan sudut pandang orang lain. Intinya, kutipan tersebut menganjurkan pendekatan kolaboratif terhadap komunikasi, yang berfokus pada peningkatan ide dan mencapai wawasan baru bersama-sama.
Acara FGD Pengembangan Pengelolaan Sampah dan Peningkatan Kesehatan Masyarakat di Pendopo Kecamatan Pagak ini berakhir pada pukul 12.50 WIB dengan closing statement dari Camat Pagak. Dalam pernyataan penutupnya, Camat Pagak berharap penelitian ini bisa berjalan tuntas hingga tahun 2028 sehingga sampah yang bermasalah bisa menjadi berkah. *** [291024]
Oleh: Budiarto Eko Kusumo | Editor: Budiarto Eko Kusumo